"What Is FRIENDSHIP?"

Aku memiliki seorang sahabat, yang memang sudah menjadi teman berbagi cerita sejak kami duduk di bangku sekolah menengah atas. Kesan pertama yang aku dapati saat melihat dia, yang ada dipikiranku adalah = Dia Aneh, Dia Culun, Dia Imut, dan Dia Terlihat Pintar.


Tak sedikit orang yang melihat dia berbeda diantara yang lain, karena mungkin karena dia memiliki kulit putih bersih & mata sipit yang agak sedikit belok (Bulat). Sangat berbeda dengan kami yang memiliki kulit sawo matang dan mata bulat (Kebanyakan). Yaa, you know what i mean.


PENDIAM, Itu kalimat pertama yang aku ucapkan ke dia saat aku mulai kenal dia. Sebut saja namanya Marissa.
Ya, Marissa memang gadis yang sangat pendiam. Dia akan berbicara seperlunya saja. Jika tidak, ya dia akan diam.

Kami sekolah di salah satu SMK Negri di Surabaya, kami mengambil jurusan Tata Busana.
Hari demi hari kami melakukan kegiatan & aktivitas kami di sekolah baru kami. Mengenal banyak teman, mengenal banyak guru dan karakternya, mulai mengenal rasa suka & ketertarikan dengan lelaki di jurusan lain. Dan mulai merasa pahit & manis nya mengambil jurusan ini. Jurusan yang sama sekali tidak tergambar dipikiranku saat masih duduk di bangku SMP.

Saat aku mulai mengenal banyak teman, aku masih penasaran dengan Marissa. Dan pada akhirnya pun aku mulai akrab dengan Marissa dan kami bersahabat baik.

Ternyata dia memang Pintar, Kreatif, Penuh Imajinasi, Pandai Menggambar, dan menurutku dia merupakan gadis yang Multi Talent. Banyak kawanku yang sangat suka berteman dengan Marissa, karena memang dia orang yang Ceria, Penuh Solusi, Baik.

(CUT)

Singkat cerita, 3 tahun sudah kami bersekolah di SMK tersebut dan akhirnya kami lulus.
Setelah lulus aku putuskan untuk bekerja langsung dan kebetulan aku diterima sebagai Guru Paud di salah satu Sekolah Internasional di Surabaya. Kenapa guru paud? Ya karena kecintaanku dengan anak kecil yang begitu besar. Anak kecil itu menggemaskan, anak kecil itu penghiburku, meskipun terkadang suka membuatku kesal.

Sejak kelulusan sekolah, aku dengan Marissa mulai lost contact  ya karena kami memiliki kesibukan masing-masing.
Oh iya, Marissa setelah lulus sekolah dia langsung bekerja di salah satu Fashion School di Surabaya.

Baru 6 bulan ku bekerja, akhirnya ku memutuskan untuk Resign dan melamar pekerjaan di tempat Marissa bekerja. Dan akhirnya ku diterima bekerja disana, yang otomatis aku dan Marissa akan sering sekali bertemu.

Di awal aku bekerja aku sangat senang sekali, karena aku memiliki rekan kerja baru, aku bisa mengasah keterampilan menjahitku sewaktu sekolah, dan yang pasti aku bisa sering bertemu dengan Marissa.
Aku sangat menyayangi dia, aku menganggap dia seperti saudaraku sendiri. Keluarga kami terbilang cukup dekat, dan tidak jarang aku suka tidur dirumah Marissa.


Tapi lama kelamaan aku merasa ada yang aneh dengan sahabatku ini. Sahabatku yang aku kenal dia Ramah, Lembut, Sopan & Tidak kasar ini menjadi seorang yang Mudah Marah, Mudah Menyinggung Perasaan Orang Lain, Kata-kata yang selalu kasar. Otomatis hal ini membuat aku menjadi tidak nyaman berada di dekatnya. Selama 4 tahun kami bersahabat, baru kali ini aku merasa sangat di kecewakan dan sangat marah. Aku tidak menyangka jika sahabat terbaikku telah melakukan hal yang sangat membuatku kecewa & malu. Mulutnya begitu pedas, ucapannya tak lagi terkontrol, sangat menyayat hati.

Tidak pernah ku meminta balasan atas kebaikanku terhadap dia selama ini, tapi apa yang ku terima? Cacian, Hinaan, Makian dibelakangku. Hati wanita mana yang tidak sakit jika orang yang disayang berperilaku seperti itu. Aku tahu keadaan hidupnya saat ini memang kacau balau, perekonomiannya sedang susah, tapi apa harus dengan cara menusukku seperti ini akan membuatnya lebih lega?

Ternyata tidak hanya aku saja yang merasa demikian, teman sekantorku pun sedang gencar membicarakan keburukan dia. Aku merasa sedih, karena sahabatku diperbicangkan seperti ini. Tapi aku sudah terlanjur kecewa dengan sikapnya. Niat hati memaafkan, tapi setiap kali bertemu dengan dia rasanya ingin ku tampar saja.
Sekalinya dikecewakan, tidak ingin lagi dikecewakan. Akhirnya aku diam setiap ada dia, hingga saat ini artikel ini ku tulis, aku masih berdiam diri dengan Marissa.
Karena tidak mudah aku memaafkan dia. Kebaikan yang selama ini dia beri, tetap akan aku ingat dipikiranku, tetapi perbuatannya yang membuatku Benci & Malu akan selalu membekas di hati.

Sahabat Itu Bisa?  :
  • Baik
  • Menjadi Saudara
  • Tempat Berbagi Suka & Duka
  • Tempat Yang Nyaman
Tapi Sahabat Juga Bisa? :
  • Berkhianat
  • Menyakiti
Tidak menyalahkan sahabat, itu memang naluri manusia. Sudah sewajarnya manusia seperti itu. Siapapun bisa saling menyakiti. Tapi untuk kalian yang memiliki sahabat baik, ada baiknya lebih mawas diri karena terkadang orang yang sangat menyakiti adalah orang terdekat kita. Sekian.



Kisah ini aku tulis berdasarkan kisah nyata yang aku alami.
Hanya Nama & Nama Tempat yang disamarkan.
Ambil segi positifnya, buang segi negatifnya.


Follow my blog:)
Thanks for reading ^^




Share this:

ABOUT THE AUTHOR

My name is Edithyastika, i'm 22 y.o. Live in Surabaya, i was blogging since 2014. Interested in Photography, Makeup and Culinary. Any question please email me : edithyastika@gmail.com

0 Comment:

Post a Comment